Bung KARNO, Imam Al Bukhari dan Ahmadiyah

28 Feb

Banyak orang tidak tahu bahwa Bung Karno adalah penemu makam ahli hadits Imam Al Bukhori.

Orang juga mungkin tak pernah mendengar bahwa Bung Karno bersikeras menolak kenabian Mirza Ghulam Ahmad….

 

BUNG KARNO berkenalan dengan Islam bersama tokoh pergerakan HOS Tjokroaminoto Namun bukan hanya itu saja. Jiwa muda Soekarno yang masih ingin mencari sesuatu yang baru, juga mendekatkan dirinya tentang sejarah Turki. Di waktu yang sama, pergerakan revolusioner Islam Turki berhasil mengubah pandangan negara itu. Hal ini juga yang mengilhami Soekarno untuk menerapkannya di Indonesia.

Memang, memadukan sesuatu faham kebangsaan dan perjuangan dengan kultur Indonesia, menjadi ciri Soekarno. Bahkan, dalam eranya, Soekarno menciptakan suatu tatanan keagamaan yang bertolak‑ belakang, atau terkesan kontroversial.

Contohnya, kegiatan transfusi darah yang pada awalnya diharamkan oleh pemuka agama Islam, ditentang oleh Bung Karno, sebab menurutnya tranfusi darah ini urusan kemanusiaan. Bung Karno lalu meminggirkan kenistaan agama terhadap tranfusi darah, bahwa darah itu dibutuhkan kepada siapa saja yang membutuhkan. Akibat pertentangan itu tentu dirasakan Soekarno. Namun pertentangan itu tetap dalam konteks diskusi. Alhasil, pertentangan itu tetap mempunyai satu tujuan tetap, yaitu memerdekakan bangsa.

Bahkan, Bung Karno pernah bertentangan dengan Nasir, pendiri Masyumi, soal pandangan negara. Meski begitu, ketika Soekarno diangkat menjadi presiden, Nasir dipilihnya untuk menjadi Menteri Penerangan.

Sebuah sejarah yang hampir lenyap dari pandangan dan pendengaran bangsa Indonesia. Adalah kisah Bung Karno, Presiden pertama Republik Indonesia yang menemukan makam Imam Al Bukhari, seorang perawi hadist Nabi Muhammad SAW.

Meskipun tidak terdapat nama jalan Bung Karno atau Soekarno di Tashkent, tapi bukan berarti rakyat Uzbekistan tidak mengenal proklamator kemerdekaan negara Republik Indonesia yang tidak hanya cerdas tapi juga sebagai seorang Negawaran kelas dunia yang dimiliki bangsa Indonesia.

Ada pula hal menarik yang berkaitan dengan Bung Karno dan dunia Islam. Alkisah, pada tahun 1961 penguasa yang sekaligus pemimpin tertinggi Partai Komunis Uni Soviet, Nikita Sergeyevich Khrushchev mengundang Bung Karno untuk datang ke Moskow. Bukan sebagai kunjungan resmi kenegaraan karena ketika itu Khruschev hanya ingin menunjukkan kepada Amerika bahwa Indonesia berdiri di belakang Uni Soviet. Bung Karno adalah politisi yang cerdas la sadar akan adanya kepentingan Uni Soviet atas undangan kunjungan ini.

Apabila kurang pandai mensikapi dan mensiasati ini maka Indonesia bakal terjebak oleh permainan ini. Sehingga, agar Amerika tidak menilai Indonesia seperti yang digambarkan oleh Uni Soviet, maka Bung Karno mengajukan syarat kepada Uni Soviet.

Syarat yang diajukan oleh Bung Karno ketika itu kepada Penguasa Uni Soviet adalah, dirinya bersedia datang ke negeri komunis itu dengan catatan agar pihak Uni Soviet mau membantu Bung Karno mencarikan makam Imam Al Bukhari.

Apabila permintaan tersebut tidak bisa dipenuhi maka Bung Karno tidak bersedia memenuhi undangan tersebut. Meskipun terheran-heran dan bersungut-sungut, Khrushchev berjanji untuk tetap berusaha memenuhi syarat tersebut. Kemudian is memerintahkan orang-orangnya untuk mencarimakam dimaksud.

Pencarian makam Imam Al Bukhari ternyata memang sulit sehingga Khrushchev membutuhkan waktu cukup lama untuk menemukannya. Khruschev sempat berkali-kali menghubungi Bung Karno dan mengatakan bahwa makam yang dimaksud itu tidak bisa dan sulit sekali dicari. la meminta Bung Karno untuk mengganti syaratnya. Namun Bung Karno tetap pada pendiriannya dan apabila syarat itu tidak bisa dikabulkan maka Bung Karno tidak bersedia datang. Setelah berusaha dan berjuang dengan segala daya, walhasil orang-orang Khruschev berhasil menemukan makam tersebut di Samarkand. Karena kondisi makam yang sudah sangat tua (870 M) dan terbengkalai, kemudian Khruschev memerintahkan agar makam tersebut diperbaiki, dibersihkan dan seterusnya.

Tanggal 12 Juni 1961, Pemimpin Besar Revolusi Indonesia, Bung Karno tiba di Samarkand untuk berziarah ke makam Imam Al Bukhari dan disambut oleh puluhan ribu orang. Sebelumnya Bung Karno bertemu Iebih dulu dengan para petinggi Uni Soviet.

Dengan adanya peristiwa ini, Amerika menganggap bahwa kehadiran Bung Karno di Moskow tidak semata-mata kunjungan resmi kenegaraan tapi juga kunjungan Bung Karno sebagai sosok yang religius ke Makam Imam Al Bukhari. Peristiwa ini pada akhirnya merontokkan klaim kedua negara adidaya itu terhadap Indonesia. Indonesia tidak bisa dipermainkan. Lebih dari itu, Bung Karno sangat puas bisa menemukan dan sekaligus menziarahi makam sosok yang sangat is kagumi.

Di bekas negara pecahan UniSoviet, yaitu negara Uzbekistan, nama Ir. Soekarno sangat dihormati. Bahkan, jika orang Indonesia (Muslim) datang berkunjung ke Uzbekistan menyempatkan diri untuk mengunjungi Makam Imam Bukhari, salah satu ahli hadits Nabi Muhammad SAW, maka akan diberi keistimewaan. Orang Indonesia akan diizinkan masuk ke bagian dasar  bangunan yang merupakan tempat jasad Imam Bukhari disemayamkan. Makam Imam Bukhari tertutup untuk umum, tetapi kalau ada orang Indonesia datang pintu makam akan dibukakan dan persilahkan masuk. Sekali lagi, hal ini dikarenakan Ir. Soekarno merupakan orang yang melakukan pemugaran dan merenovasi tempat itu, sehingga semua orang Indonesia diberi keistimewaan di tempat itu. Bahkan, Bung Karno dianggap sebagai penemu makam ini.

Dalam kaitannya dengan Ahmadiyah Bung Karno pun pernah dikabarkan sebagai pendiri Ahmadiyah dan propagandis Ahmadiyah di bagian Celebes (Sulawesi). Bagi yang anti-Sukarno, berita itu bisa dijadikan alat untuk mendiskreditkannya.

Sementara bagi penganut Ahmadiyah, “mencatut” nama besar Bung Karno sebagai pendiri Ahmadiyah, bisa menjadi alat propaganda yang luar biasa. Kabar itu ditiupkan sekitartahun 1935, saat di mana Bung Karno (dan keluarga) hidup dalam pembuangan di Endeh. Kabar itu dibawa kawan Bung Karno yang baru datang dari Bandung. la mengabarkan bahwa suratkabar Pemandangan telah memasang entrefilet atau semacam maklumat yang menyebutkan bahwa Bung Karno telah mendirikan cabang Ahmadiyah sekaligus menjadi propagandis Ahmadiyah bagian Celebes (Sulawesi).

Saat kabar itu diterima, suratkabar Pemandangan belum lagi sampai di Endeh. Tapi Bung Karno percaya dengan si pembawa kabar. Karenanya, ia berpesan kepada temannya itu untuk Iangsung melakukan counter, bantahan. “Katakan, bahwa saya bukan anggota Ahmadiyah, Nadi mustahil saya mendirikan cabang Ahmadiyah atau menjadi propagandisnya. Apalagi buat bagian Celebes! Sedangkan pelesir ke sebuah pulau yang jauhnya hanya beberapa mil saja dari Endeh, saya tidak boleh!” tegas Bung Karno.

Bung Karno sendiri menengarai, dikait‑ kaitkannya nama dia dengan Ahmadiyah, sangat mungkin karena intensitasnya mempelajari agama (Islam) selama di Endeh. la bersurat-suratan dengan H.Hassan, seorang ulama dari Persatuan Islam yang tinggal di Bandung. Surat‑surat keagamaan antara Bung Karno dan Hassan bahkan menjadi kajian yang sangat menarik bagi para pemerhati Islam. Sekalipun begitu toh, dalam salah satu sebuah artike! berjudul “Tidak Percaya Bahwa Mirza Gulam Ahmad Adalah Nabi”. Kami menyalin artikel tersebut dan buku “Dibawah Bendere Revolusi.”

Berikut selinan Iengkapnya: Beberapa hari yang lalu saya mendapat surat “vlieg-post” (kilat pos) Kupang, dari Kupang ke Endeh dengan kapal biasa dari seorang kawan di Bandung, bahwa Pemandangan telah memuat satu entrefilet bahwa saya telah mendirikan cabang Ahamdiyah dan menjadi propagandis Ahmadiyah bagian Celebes.

Walaupun Pemandangan yang memuat kabar itu belum tiba di tangan saya, dus belum saya baca sendiri – kapal dari Jawa tiga hari lagi baru datang oleh karena orang yang mengasih kabar kepada saya itu saya percayai, segeralah saya minta kepadanya membantah kabar dari tuan‑tuan punya reporter itu. Saya bukan anggota Ahmadiyah. Jadi mustahil saya mendirikan cabang Ahmadiyah atau menjadi propagandanya. Apalagi “buat bagian Celebes”! Sedang pelesir ke sebuah pulau yang Jauhnya hanya beberapa mil saja dari Endeh, saya tidak boleh! Di Endeh memang saya Iebih

memperhatikan urusan agama daripada dulu. Di sampingnya saya punya studie sociale wetenschappen (studi ilmu sosial), rajin jugalah saya membaca buku‑buku agama Tapi saya punya ke-Islam-an tidaklah terikat oleh sesuatu golongan.

Dari Persatuan Islam Bandung saya banyak mendapat penerangan; terutama persoonnya tuan  Hassan sangat membantu penerangan bagi saya itu. kepada tuan Hassan dan Persatuan Islam saya di sini mengucapkan saya punya terima kasih, beribu-ribu terima kasih. Kepada Ahmadiyah-pun saya wajib bertenma kasih. Saya tidak percaya bahwa Mirza Gulam Ahmad seorang nabi dan belum percaya pula bahwa is seorang mujadid. Tapi ada buku-buku keluaran Ahmadiyah yang saya dapat banyak faedah daripadanya: Mohammad the Prophet dari Mohammad Ali, Inleiding tot the Studie van den Beiligen Qor’an juga dari Mohammad Ali, Het Evalingelie aan Den Daad dari Khawadja Kamaludin, De Bronnen van het Christendom, dari Khawadja Kamaludin dan Islamic Review yang banyak membuat artikel yang bagus.

Dan tafsir Qur’an buatan Muhammad Ali, walaupun ada beberapa pasal yang tidak saya setujui, adalah banyak juga menolong kepada penerangan bagi saya. Memang umumnya saya mempelajari agama Islam itu tidak dari suatu sumber saja, banyak sumber yang saya datangi dan saya minum airnya. Buku-buku Muhammadiyah,buku-buku Persatuan Islam, buku‑ buku Penyiaran Islam, buku-buku Ahmadiyah, buku-buku dan India dan Mesir, dan Inggris dan Jerman, tafsir‑ tafsir bahasa Belanda dan Inggris, buku-buku dari lawan-lawan Islam (Snouck Hurgronye, Arcken, Dozy Hartmann dan lain sebagainya), buku-buku dari orang-orang bukan Islam tapi yang simpati dengan Islam, semua itu menjadi material bagi saya. Ada beberapa ratus buku yang saya pelajari itu. Inilah satu‑satunya jalan yang memuaskan kepada saya di dalam saya punya studi itu.

Dan mengenai Ahmadiyah,walaupun beberapa pasal di dalam mereka punya visi saya tolak dengan yakin, toh pada umumnya ada mereka punya “features” yang saya setujui: mereka punya rasionalisme, mereka punya kelebaran penglihatan

Leave a comment